2.1 Kekalutan
Mental
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara
kurang wajar.
Gejala-gejala seseorang
mengalami kekalutan mental :
1. Gejala
jasmani biasanya ditandai dengan rasa pusing, sesak napas, demam,
nyeri pada lambung.
2. Gejala
rohani biasanya ditandai dengan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah, gelisah, dsb.
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan :
·
Gangguan
kejiwaan akan tampak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani
maupun rohaninya.
·
Usaha
mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism),
yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya
tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak
menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru akan
segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan
melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem
solving).
·
Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan
mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental :
Kekalutan mental yang dapat di alami oleh
seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini
termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam orang itu sendiri maupun faktor
eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya, keduanya mengacu
kepada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau
masalahnya.
·
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang
kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa
rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan
mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
·
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda
antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat
menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit
menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
·
Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi
berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan
tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa
rendah diri yang lari ke alam fantasi.
Proses-proses kekalutan
mental :
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang dapat
mendorongnya ke arah berikut ini :
1.
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab
secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan
shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka
kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah
dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
2.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan. Sehingga yang
bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkeun yang mau komentar.. hayyoo dah jangan sungkan..
:)